Sirine Early Warning System (EWS) yang berada di kompleks SMAN 1 Tanjung Mutiara tanda bahaya tsunami meraung-meraung Rabu,(5/5/2021) pagi sejak pukul 08.51 WIB. Hal ini membuat panic warga di wilayah kecamatan Tanjung Mutiara yang berada di sekitar kawasan sekolah tersebut, termasuk guru-guru yang tengah mengajar daring di sekolah tersebut.

Hal itu disampaikan Weri Ikhwan, Kasi.PEM Kecamatan Tanjung Mutiara, Rabu (5/5/2021).

Weri Ikhwan menambahkan, banyak warga yang langsung bergerak untuk mengungsi mencari lokasi yang aman, karena sirine peringatan tsunami yang meraung-meraung tersebut, berbunyi setelah adanya guncangan gempa yang terjadi Rabu,(5/5/2021) pagi.

Guncangan gempa berkekuatan 5,8 pada skala richter yang terjadi di kedalaman 29 KM 3 km Tenggara Tua Pejat, kabupaten Kepulauan Mentawai yang terjadi pukul 08.24 WIB, diduga jadi pemicu berbunyinya sirine peringatan tsunami di sekolah tersebut.

Sontak, akibat raungan sirine peringatan bahaya tsunami itu, membuat panic warga kecamatan Tanjung Mutiara sehingga banyak warga yang langsung berhamburan ke luar rumah, dan mengungsi ke lokasi aman.

Namun, raungan sirine tanda bahaya tsunami itu, hingga pukul 10.23 WIB ini, sirine bahaya tsunami itu masih meraung-raung sehingga makin membuat warga panik, bahkan di kawasan itu, warga sudah banyak yang lari ke lokasi aman, namun sebagian lain masih menunggu intruksi lebih lanjut.

Kondisi itu, justru membuat heran para pejabat kecamtaan Tanjung Mutiara yang langsung menghubungi BPBD Agam untuik menyikapi kondisi itu, bahkan dicurigai perangkat tsunami yang berbunyi lebih dari dua jam itu, mengalami kerusakan, karena tidak ada peringatan susulan dari BPBD Agam, terkait bahaya dan potensi tsunami di wiayah itu.


Dampak meraungnya sirine peringatan tsunami itu membuat panik warga di kecamatan Tanjung Mutiara, apalagi peringatan tsunami itu terjadi setelah terjadi guncangan gempa di Mentawai yang diirasakan di wilayah Tiku dan sekitarnya.

Namun, yang mengherankan warga, bunyi sirine peringatan tsunami itu, lebih dari satu jam berbunyi tanpa henti, sehingga menambah panik warga setempat, “ kami sudah laporkan pada BPBD Agam pukul 08.39 WIB, dan personil BPBD Agam baru datang ke lokasi pukul 10.24 WIB, “ sebut Weri Ikhwan.

Pihaknya belum memastikan, bunyi sirine itu apakah murni peringatan bahaya tsunami atau ada masalah lain yang terjadi, “ kami bersama masyarakat panik, namun karena sudah lebih 1 jam berbunyi, kami langsung berkoordinasi terkait kondisi yang terkait, “ ungkap Weri Ikhwan mengakhiri.



Informasi Serta Merta Lainnya